Menumbuhkan Sikap Kontra Radikalisme Sejak Dini
Dalam berbagai macam literatur yang ada
kaitannya dengan isu terorisme, ada berbagai macam faham yang mendorong suatu
kelompok tertentu atau seseorang untuk menabur bibit musuh dengan semua cara,
bahkan tak segan ikut juga kekerasan yang tak berperikemanusiaan. Hal seperti ini
lalu memunculkan keresahan bagi khalayak umum, yang mana pada waktunya akan menyalahi
HAM (hak asasi manusia) yang memang membutuhkan rasa damai dan aman dalam seluruh lini kehidupan.
Para pelaku tindak terorisme jelas tidak memahami arti perdamaian sebagai sebuah
hal yang penting untuk kehidupan ini. Mereka tak dapat membedakan hal baik dan
hal buruk. Aksi-aksi pelaku teror yang mengatasnamakan agama menjadi sebuah
kejelasan. Tafsir yang abstrak dari
ajaran agama yang yang dianutnya selanjutnya dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang
tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk membuat teror dan ancaman agar meraih
tujuan yang diinginkan secara curang dan licik. Aksi curang dan licik itu selanjutnya
terlihat pada gerakan-gerakan yang seakan-akan terlihat seperti perjuangan ideologi.
ISIS bisa dijadikan contoh terkait dengan eksistensi keberadaannya,
yang mana mereka berpegang teguh pada tafsir sesat dan ngawur untuk membantai orang
yang berbeda pemahamannya, yang mana
jalan menuju sorga menjadi keyakinannya dalam melakukan hal keji tersebut. Masalah
itu tentu berseberangan dengan ajaran
agama yang mengajarkan umatnya agar
terus mengamalkan hidup yang aman dan cinta damai. Hal yang sangat menyedihkan
ialah akibat dari doktrin sesat, pelaku terorisme tidak bisa lagi bijak, logis,
dan berpikir panjang mengenai mana hal yang baik dan tidak baik dilakukan bagi
kebaikan diri sendiri , keluarga, ataupun masyarakat di sekelilingnya.
Dengan hanya mengusut dan menindak para pelaku terorisme tentu hal ini tidak bisa dilakukan. Harus ditambahkan lagi dengan menyelesaikan akar
permasalahan yang memicu timbulnya aksi brutal yang meresahkan masyarakat umum.
Oleh karena itu, mencegah ideologi dan pemikiran sesat merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang mesti dilakukan oleh
semua elemen bangsa.
Tokoh masyarakat, pemuka agama, media massa dan akademisi, adalah garda terdepan dalam upaya
menanggulangi terorisme. Butuh sinergitas yang
nyata dari seluruh pihak yang disebut tadi untuk terus mengupayakan arti semangat hidup
damai. Perlu juga dibuat kesepakatan bersama untuk selalu memelihara dan memupuk kehidupan yang toleran dan rukun antar
sesama supaya nilai kesatuan dan
persatuan semakin terjaga sehingga dapat mengokohkan ketahanan bangsa.
Kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan pada bangsa ini harus dilaksanakan dan
dijaga dengan rasa tanggung jawab. Hal
ini sangat penting dilakukan supaya kemerdekaan
dapat memberikan kedamaian di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesimis dan menyerah sama sekali bukanlah
sebuah pilihanyang baik untuk bangsa Indonesia ini. Ada satu pilihan yang dapat
diambil, yaitu haus selalu berjuang
mencegah aksi terorisme di negaara Indonesia ini agar kita semua bisa terus maju
sebagai bangsa yang hidup damai, bangsa yang besar, dan bangsa yang kuat.
Oleh : Herry Gunawan.
Oleh : Herry Gunawan.
0 Response to "Menumbuhkan Sikap Kontra Radikalisme Sejak Dini"
Post a Comment