Habiburrahman el Shirazy, Penulis Novel Islam

Penggemar film nasional tentu tidak asing lagi, terutama untuk yang pernah melihat film bertema Islam, tentunya film berjudul Ayat-Ayat Cinta yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film  keren yang masuk dalam kategori film box office karena sanggup menarik minat jutaan penonton itu disadur dari novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh Novelis Habiburrahman el-Shirazy, dia adalah sastrawan muda yang berkonsentrasi menjadi penulis karya sastra Islami. Novel dengan judul Ayat-Ayat Cinta berhasil mencetak penjualan sebanyak tujuh puluh ribu copy dan 12 kali  melakuka cetak ulang.
Kang Abik (Abi’), begitu dia terbiasa dipanggil oleh adik-adiknya, dilahirkan di kota Semarang, Proinsi Jawa Tengah, Pada tanggal 30 September tahun 1976. Laki – laki santun ini adalah seoarang sarjana lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir. Dia biasa dikenal sebagai seorang Penyair Legendaris  dan novelis Indonesia  dan juga sebagai seorang dai. Terkait dengan kegiatannya sebagai seorang dai, hal tersebut tidak perlu lagi diherankan, karena dia  dibesarkan dan tumbuh dalam tradisi pesantren.
Riwayat pendidikannya diantaranya menempuh pendidikan jenjang menengah pertama di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen Demak sambil belajar membaca kitab kuning di sebuah pondok pesantren bernama Al Anwar, Mranggen, Demak, asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada usia yang ke  16 tahun, ia menuju ke kota Surakarta, di sana dia belajar  di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK). Semasa sekolah di MAPK, dia bahkan menulis teatrikal puisi dengan judul Dzikir Dajjal, dia juga menjadi sutradara dalam pentasannya bersama teater Mbambung, tempatnya di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta pada tahun 1994. Pada waktu sekolah tersebut, Abik populer sebagai siswa dengan banyak prestasi, banyak juara yang pernah diraih, mulai lomba baca puisi religius, lomba menulis artikel, hingga lomba pidato dalam bahasa Arab.
Menjadi penyiar di radio JPI Surakarta juga menjadi kegiatannya saat remaja selama satu tahun yaitu tahun 1994 hingga 1995 yang membawakan acara Syahril Quran setiap hari Jumat.
Di tahun 1995, dia menyelesaikan pendidikan di jenjang menengah atas. kemudian, dia kembali melanjutkan kegiatan belajarnya ke Jurusan Hadistm Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo dan lulus tahun 1999. Di tahun 2001 menyelesaikan Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 pada The Institute for Islamic Studies di Kairo.
Saat kuliah di Mesir, ia aktif dalam beberapa organisasi. Dia pernah menjadi ketua kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo tahun 1996 hingg 1997. Dia pun pernah ikut serta menjadi duta Indonesia dalam kegiatan bernama  "Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua" yang digagas oleh The World Assembly of Moslem Youth (WAMY) selama 10 hari pada bulan Juli tahun 1996 di kota Ismailia, Mesir.
Pada acara itu, kang Abik menyampaikan orasi bertema Tahqiqul Amni Was Salam Fil 'Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi itu menjadi orasi terbaik kedua dari seluruh orasi yang diberikan peserta perkemahan itu.
Dalam dua tahun Kang Abik pernah aktif dalam organisasi di Majelis Sinergi Kalam (Masika) Presiden Republik Indonesia Ketiga tahun 1998 sampai tahun 1999ICMI Orsat Kairo Mesir Tahun 1998 sampai tahun 2000. Masih dalam organisasi yang sama, Abik menjabat sebagai koordinator Islam dua periode berturut – turut, periode tahun 1998 2000 dan periode tahun 2000 2002. Kang Abik pun pernah mengemban amanah untuk duduk dalam Dewan Asatidz di Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang bertempat di Kairo, mesir. Dan sempat menjadi pemrakarsa berdirinya organisasi Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastrawan, Pendiri PDS H.B. Jassin sastra Indonesia (KSI) di kota Kairo.
Ketika berada di Kairo, Kang Abik sudah menghasilkan naskah – naskah  drama dan juga menjadi sutradaranya, antara lain: Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul 'Alim Wa Thaghiyyah), Wa Islama, Darah Syuhada. Membaca Insanniyah al Islam adalah judul tulisan kang Abik yang dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, tahun 1998).
Novel ayat – ayat cinta yang ia buat ditulis sebagai cara untuk mengobati kangen akan kota Kairo, dimana ia pernah belajar di kota tersebut. Novel ayat – ayat cinta tak pernah diduga sebelumnya, sampai novel tersebut sukses.
Penulisan novel  Ayat-Ayat Cinta hanya membutuhkan waktu satu bulan saja. Selama rentang waktu sebulan itu, Kang Abik banyak melibatkan emosi dengan novel tersebut dalam penulisannya. Bahkan saking menghayati tokoh dalam novelnya, kang Abik terkadang  sampai meneteskan air mata. Ternyata hal tersebut juga dapat dirasakan para pembaca novelnya. Novel bertema cinta itu dibalut dengan nuansa keislaman sangat  digemari oleh para buku lovers Islam karena ceritanya yang mengharukan.
Selain Ayat-Ayat Cinta, beberapa karya novel yang telah dipasarkan diantaranya: Dalam Mihrab Cinta, Di Atas Sajadah Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Ketika Cinta Berbuah Surga, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2.
Tidak hanya dalam bentuk novel saja, kang Abik juga membuat beberapa karya terjemahan dan cerita pendek seperti Menyucikan Jiwa, Ar-Rasul, Biografi Umar bin Abdul Aziz, Rihlah ilallah, dan sebagainya. Beberapa cerpennya dimuat dalam antologi Merah di Jenin, Ketika Duka Tersenyum, Ketika Cinta Menemukanmu dan sebagainya.
Habiburrahman juga mendapat banyak penghargaan dunia dalam bidang sastra diantaranya The Most Favorite Book and Writer tahun 2005. Pena Award tahun 2005, dan IBF Award tahun 2006. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Habiburrahman el Shirazy, Penulis Novel Islam"

Post a Comment